Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Harian Katolik Jumat 12 Mei 2023 (Bacaan Injil Jumat 12 Mei 2023 15:12-17)

Renungan Harian Katolik Jumat 12 Mei 2023

Renungan Harian Katolik Jumat 12 Mei 2023

Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17

BcO Why. 22:1-9

Warna Liturgi Putih

Bacaan Injil Jumat 12 Mei 2023 - Yohanes 15:12-17

"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya.

Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.

Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik - Jumat 12 Mei 2023

Mengasihi merupakan keutamaan yang universal, semua orang mengenal hal itu. Mungkin saja bentuk dari mengasihi itu berbeda satu tempat dengan tempat lainnya. Tetapi yang jelas kasih menjadi keutamaan universal dimana setiap orang perlu mengalami dan membagikan kasih.

Secara sederhana bahkan, binatang pun jika kita amati, sepertinya juga mempunyai rasa kasih itu. Walau tentu saja mereka bergerak berdasarkan insting. Namun memang bisa jadi bahwa rasa kasih itu muncul karena insting, karena naluriah.

Entah itu naluriah atau tidak naluriah, yang jelas dalam injil hari ini Yesus mengajak kita semua untuk saling mengasihi. Bagaiman kita harus mengasihi? Yakni seperti Yesus yang telah mengasihi kita.

Atau dengan kata lain, ketika kita memberikan kasih kepada orang lain alasan utamanya bukanlah karena dari diriku sendiri ingin melakukan itu, namun yang seharusnya menjadi alasan kita adalah karena kesadaran bahwa kita sudah mendapat kasih yang besar dari Allah.

Kasih yang besar dari Allah itu mendapatkan wujud nyatanya dalam pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Kasih Yesus tidak hanya berhenti di bibir, namun kasih Yesus sampai menembus kaki, tangan, lambung, dan kepala-Nya.

Dengan kata lain, kasih Yesus adalah kasih yang melibatkan seluruh tubuh fisik-Nya. Pengorbanan-Nya tidak hanya sekedar tenaga dan waktu-Nya. Pengorbanannya sampai pada nyawanya, inti dari hidup-Nya.

Yesus menegaskan bahwa “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Semua orang bisa mengasihi, semua orang bisa memberi perhatian pada sesamanya.

Sekelompok pembunuh bisa sangat mengasihi temannya dalam satu kelompok. Seorang yang ateis bisa mememberhatikan perhatian kepada sesamanya jauh lebih baik dari pada orang yang beragama.

Kitapun bisa memberikan sumbangan yang sangat besar kepada orang yang membutuhkan. Pertanyaannya, apa bedanya kasih kita dengan kasih mereka? Jika kita mengasihi seperti mereka mengasihi, nilai kasih apa yang kita perjuangkan?

Alasan utama kita dalam mengasihi sesama adalah karena kita murid Kristus. Kasih yang kita perjuangkan bukan dengan tujuan supaya mendapatkan sesuatu, tetapi justru karena kita sudah mendapatkan kasih dari Yesuslah maka kita memberikan kasih kepada sesama.

Semoga kita tidak jemu-jemu untuk senantiasa berbuat kasih. Hanya berbuat kasih saja pada dasarnya bukan menjadi identitas kita sebagai orang Kristiani. Semua orang bisa melakukan itu. Tetapi mengasihi seperti Yesus mengasihi, itulah yang menjadi identitas Kristiani, yakni mengasihi dengan cara Yesus mengasihi.

Demikianlah Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Jumat 12 Mei 2023.

Renungan Harian Katolik.***

Baca Selengkapnya.