Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023

Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023 - Pada Renungan Harian Katolik hari ini Rabu 4 Januari 2023 dalam liturgi Gereja Katolik Tahun A/I 2023 merupakan Hari biasa Masa Natal dengan warna Liturgi Putih.

Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023,Renungan Katolik Rabu 4 Januari 2023,Bacaan Rabu 4 Januari 2023 Katolik,Bacaan Liturgi Rabu 4 Januari 2023,Bacaan Katolik Rabu 4 Januari 2023,Bacaan Harian Katolik,Katolik Renungan Harian,Renungan Pagi Katolik,Khotbah Katolik Rabu 4 Januari 2023,Bacaan Misa Rabu 4 Januari 2023,Homili Katolik Rabu 4 Januari 2023,Bacaan Liturgi Katolik Rabu 4 Januari 2023,Renungan Katolik Harian,Liturgi Harian Katolik,Bacaan dan Renungan Rabu 4 Januari 2023,Ibadah Katolik Rabu 4 Januari 2023,Renungan Iman Katolik,Bacaan Misa Harian Rabu 4 Januari 2023,Bacaan Injil Rabu 4 Januari 2023,Doa Harian Katolik,Doa Katolik Rabu 4 Januari 2023,
Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023
{tocify} $title={Daftar isi}

Renungan Katolik Rabu 4 Januari 2023

Berikut ini adalah daftar bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023
Bacaan Pertama 1 Yohanes 3:7-10
Mazmur Tanggapan Mzm. 98:1,7-8,9
Bait Pengantar Injil Ibrani 1:1-2
Bacaan Injil Yohanes 1:35-42

Renungan Harian Katolik 4 Januari 2023

Adapun Bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023 adalah sebagai berikut.

Bacaan Pertama 1 Yohanes 3:7-10

"Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah."

Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa berbuat kebenaran, dia adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. Barangsiapa tetap berbuat dosa, dia berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya.

Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yakni untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia; dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah; demikian juga setiap orang yang tidak mengasihi saudaranya.

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.


$ADS={1}

Mazmur Tanggapan Mzm. 98:1,7-8,9

Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama.

3. Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil Ibrani 1:1-2

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi. Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

Bacaan Injil Yohanes 1:35-42

"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."

Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus.

Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?”

Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia.

Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya,”Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).”

Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.


$ADS={2}

Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023

Masing-masing dari antara kita, ketika mencari dan bertemu dengan Tuhan tentu mempunyai kisahnya sendiri. Para murid Yesus yang pertama pun memiliki kisah khusus dan sederhana dalam pertemuan mereka dengan Yesus.

Tanpa banyak basa-basi, para murid pertama langsung datang untuk bertemu dengan Yesus dan tinggal bersama-Nya. Dalam hal ini tampak kesiapsediaan dan iman para murid dalam mengikuti Yesus.

Kita tahu bahwa setiap manusia memiliki keinginan untuk memperoleh yang lebih baik dalam hidupnya, terlebih menemukan jati dirinya. Setiap orang tentu berharap bertemu dengan sosok yang tepat agar dapat membantunya untuk sampai kepada kesejatian hidupnya. Injil hari ini mengungkapkan secara implisit kerinduan para murid untuk bertemu dengan Sang Guru.

Panggilan Yesus atas murid-murid demi kepentingan Kerajaan Allah. Mereka menemukannya dalam diri Yesus sebagai Guru Sejati. Mereka pun tinggal dan belajar bersama-Nya, mengikuti dan melakukan apa yang dikatakan-Nya.

Sebagai seorang Kristen, Sang Guru kita adalah Yesus Kristus. Kristus memanggil kita untuk tinggal bersama-Nya, agar kita lebih mengenal Yesus dan semakin sadar untuk melakukan kehendak-Nya.

Pengenalan kita akan Yesus dan terlebih kesediaan kita dalam melakukan kehendak-Nya adalah hal yang sangat penting untuk mencapai aktualisasi diri, yakni menjadi manusia yang sejati. Di dalamnya, kita bisa menemukan kisah indah bersama Yesus, yang kita kisahkan dalam kebersamaan kita, yakni dengan mencintai sesama.

Mungkin benak kedua murid Yohanes masih penuh tanda tanya. Siapakah Yesus yang sedemikian besar yang dirujuk oleh guru mereka itu? Satu saat Yesus menoleh dan menyapa, “Apa yang kamu cari?”

Pertanyaan ini sederhana, wajar, tapi penuh perhatian. Boleh jadi mereka agak bingung tiba-tiba disapa demikian oleh orang yang sedemikian ditinggikan oleh guru mereka sendiri tadi. Jawab mereka lugu, “Guru, di manakah engkau tinggal.”

Mereka tidak mengharapkan langsung diterima. Hanya sekedar mengungkapkan rasa ingin tahu. Tapi Yesus menanggapi. Ia mengajak mereka melihat sendiri. Mereka dibiarkan menemukan yang mereka cari.

Pertanyaan “Apa yang kamu cari?” merupakan sapaan Yesus dan mengajak berbicara tentunya. Sang Sabda tidak menganggap sepi orang yang datang kepadanya. Inti kehidupan batin boleh jadi dapat dirumuskan dalam satu kata, yakni “mencari” Yang Abadi tetapi yang ada di tengah-tengah kemanusiaan.

Namun sering kita juga belum amat tahu apa sebetulnya yang kita maui. Dia akan membantu kita menemukan diriNya. Bisa jadi bahwa kita akan mendapat ajakan melihat sendiri dan menemukan yang tak terduga-duga. Seperti kedua murid tadi juga sedang menemukannya tanpa mereka sadari.

Dalam Injil hari ini, sosok Yesus ditampilkan dengan tiga “gelar”, yakni Anak Domba Allah, Guru, dan kemudian Mesias.

Sebutan pertama adalah “Anak Domba Allah” mengingatkan pada anak domba yang dikurbankan orang Israel pada malam sebelum meninggalkan negeri Mesir (Kel 12) yang kemudian diperingati tiap tahun pada malam Paskah orang Yahudi.

Kemudian di kalangan para pengikut Yesus yang pertama berkembang kesadaran bahwa dia itu juga kurban yang diterima baik oleh Allah dalam Baitnya. Selain itu, kehidupan Yesus juga dipandang sebagai sosok Hamba Allah sebagaimana terungkap dalam Yes 53:7. Hamba ini seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan.

Sebutan yang kedua secara spontan diucapkan oleh kedua murid Yohanes Pembaptis, yakni “Rabi” atau “Guru”, panggilan bagi ulama yang amat dihargai. Lebih dari itu, Yesus dapat memperkenalkan siapa Allah itu dengan cara yang baru. Ia akan mengajar agar orang berani memanggil-Nya sebagai Bapa. Dan orang akan menemukan diri sebagai yang diperhatikan, yang dilindungi.

Sebutan ketiga adalah Mesias. Bagi orang Yahudi pada zaman itu, Mesias, Yang Terurapi, ialah tokoh yang kedatangannya telah lama dinanti-nantikan. Dialah yang diharapkan akan memimpin umat agar mendapatkan kembali kejayaan mereka.

Mereka mendambakan pemimpin yang datang dengan wibawa Allah sendiri. Setelah sehari penuh berada di tempat Yesus tinggal, kedua orang itu mulai mengerti bahwa Dia itulah tokoh yang diharap-harapkan banyak orang. Mereka telah menemukannya. Harapan mereka akan perbaikan serta masa depan menjadi besar dan menyala-nyala.

Maka dari itu, marilah kita juga bertanya diri apakah kita pernah atau selalu mempunyai keinginan untuk tahu tentang Yesus, Juruselamat kita walaupun kita sudah menjadi orang Katolik? Seperti apakah Yesus itu menurut pengenalan dan yang kita imani sampai sekarang?

Doa Penutup

Allah Bapa Yang Mahacinta, kami bersyukur kepada-Mu, karena kami telah Kauperkenankan mengetahui sumber segala kebaikan. Berilah kami hati yang baik untuk mengalami kehadiran Kristus, Sang Mesias dalam hidup kami.

Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Demikianlah Bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu 4 Januari 2023.

Renungan Harian Katolik.***