Vatikan Menyatakan ‘Penyesalan’ Terkait Pelantikan Uskup Di China
![]() |
Basilika She Shan di Shanghai, China. (Foto: Wikipedia) |
RENUNGANHARIANKATOLIK.WEB.ID - Dalam langkah yang tidak biasa, Vatikan mengeluarkan pernyataan penyesalannya secara publik, dengan menuduh pemerintah China melanggar kesepakatannya dengan Vatikan terkait penunjukan para uskup.
“Takhta Suci menyatakan terkejut dan menyesali berita tentang ‘upacara pelantikan'” Uskup Yujiang, Mgr. John Peng Weizhao sebagai uskup auksilier Jiangxi, “keuskupan yang tidak diakui oleh Takhta Suci,” kata pernyataan yang dirilis oleh Vatikan pada 26 November, dua hari setelah pelantikan uskup itu.
“Peristiwa ini sebenarnya tidak terjadi sesuai dengan semangat dialog yang ada di antara Vatikan dan China dan apa yang diatur dalam perjanjian sementara tentang pengangkatan uskup,” perjanjian yang pertama kali ditandatangani tahun 2018, diperbarui tahun 2020 dan diperbarui lagi pada Oktober tahun ini.
$ADS={1}
Pernyataan Vatikan juga menyatakan keprihatinan “pengakuan Uskup Peng oleh pemerintah yang dilaporkan didahului oleh tekanan dari otoritas lokal, kesiapan penuh untuk melanjutkan dialog yang saling menghormati mengenai semua masalah yang menjadi kepentingan bersama.”
Asia News, sebuah kantor berita misionaris yang berbasis di Roma, melaporkan Uskup Peng secara diam-diam ditahbiskan sebagai uskup Yujiang dengan mandat kepausan tahun 2014, yang menyebabkan penangkapannya oleh otoritas komunis negara itu. Dia ditahan di penjara selama enam bulan dan setelah pembebasannya dikenakan pembatasan pada pelayanannya.
Pada akhir September, Uskup Peng mengatakan kepada para imam di keuskupan bahwa dia telah mengundurkan diri sebagai uskup Yujiang dan menerima rencana pemerintah untuk menggabungkan lima keuskupan, termasuk Yujiang, menjadi satu, Keuskupan Jiangxi yang baru.
Teks perjanjian Vatikan-China tidak pernah dipublikasikan, tetapi pejabat Vatikan mengatakan perjanjian itu menguraikan prosedur untuk memastikan para uskup Katolik dipilih oleh komunitas Katolik di China dan disetujui oleh paus sebelum pentahbisan dan pelantikan mereka.
$ADS={2}
Dalam empat tahun terakhir, hanya enam uskup yang diangkat dan dilantik berdasarkan ketentuan perjanjian.
Kardinal Pietro Parolin, menteri luar negeri Vatikan, diwawancarai oleh Vatican News pada 22 Oktober menyatakan bahwa pencapaian kesepakatan juga termasuk pencabutan ekskomunikasi atau status tidak tetap tujuh uskup yang telah ditahbiskan dengan persetujuan pemerintah, tetapi bukan persetujuan Vatikan, katanya, seraya menambahkan “enam uskup ‘rahasia’ pertama juga telah berhasil didaftarkan dan dengan demikian jabatan mereka diresmikan, diakui sebagai uskup oleh lembaga publik.”
Banyak keuskupan masih tanpa uskup atau memiliki uskup yang sangat tua, katanya, tetapi prosesnya terus berlanjut.
[UCANEWS]