Renungan Harian Katolik Selasa 27 Desember 2022
Renungan Harian Katolik Selasa 27 Desember 2022
Selasa 27 Desember 2022
Pesta Santo Yohanes
Warna Liturgi Putih
Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: "Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. Dengan mengutus Putra-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam Bdk. 1 Kor 2:7-16; Ef 3:9-12.; Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu. (Katekismus Gereja Katolik, 221)
{tocify} $title={Daftar isi}Bacaan Pertama 1 Yohanes 1:1-4
"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami.
Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
$ADS={1}
Mazmur Tanggapan Mzm 97:1-2.5-6.11-12
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.
Bacaan Injil Yohanes 20:2-8
"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur.
Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu.
Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
$ADS={2}
Renungan Harian Katolik Selasa 27 Desember 2022
Santo Yohanes, penulis Injil, memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus yang bangkit dan jaminan akan hidup kekal. Yohanes adalah murid yang dikasihi Yesus, yang mendengar dan bersaksi dengan baik tentang apa yang telah dialaninya bersama Yesus (bdk. 1Yoh 1:1).
Yohanes menegaskan bahwa tulisannya merupakan kesaksiannya atas apa yang telah didengar, dilihat, dirasakan, dan diraba selama perjalanan bersama Yesus bahkan sampai kebangkitan Yesus Kristus.
Tulisan ini ditujukkan kepada semua orang yang ingin bersekutu dalam persatuan dengan Allah Bapa dan Putra. Bagi Yohanes, apabila dia tidak menulis apa yang disaksikan sendiri, hal itu akan mengurangi sukacitannya sebagai seorang saksi Kristus. “Dan semuanya ini kami tulis kepada kamu, supaya sukacita kami akan menjadi sempurna” (Yoh.1:4)
Kisah Kelahiran Yesus Kristus sebagai Terang yang telah terbit bagi umat yang tinggal dalam kegelapan dan kekelaman, dikemas dengan refleksi yang indah dalam Injil Yohanes: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” (Yoh.1:4).
Yesus adalah terang yang akan menuntun setiap orang pada hidup yang benar. Hidup yang berbuah. Hidup yang terarah pada persekutuan dengan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Yohanes mengantar umat beriman untuk melihat sengsara, wafat, dan kebangkitan sebagai jalan yang merintis keselamatan umat beriman. Setelah Yohanes melihat makam Yesus kosong, Dia mengerti bahwa Anak Manusia akan menderita, namun sesudah hari ketiga Dia akan bangkit dan alam maut tidak akan menguasainya lagi.
Kesaksian Yohanes, penulis Injil, menegaskan iman terhadap kebangkitan Yesus yang memberikan jaminan adanya hidup yang kekal. Yohanes mengajak kita untuk memberikan kesaksian tentang Yesus yang kita Imani, kita rasakan, dan kita alami sendiri dalam hidup setiap hari, agar iman tentang Yesus menarik semakin banyak orang yang percaya kepada-Nya.
Menurut tradisi, St. Yohanes menjadi sasaran siksaan dengan diceburkan ke dalam panci berisi minyak mendidih tetapi dia secara ajaib selamat, sedangkan para rasul lainnya menjadi martir.
Mungkin ada beberapa kebenaran dalam hal itu karena Injil yang diatributkan kepadanya mengandung kedalaman spiritual yang tidak begitu jelas dalam ketiga Injil lainnya.
Dalam seni biblika, Injil Yohanes sering digambarkan dengan burung rajawali, yang melambangkan pemahaman akan ketinggian misteri pribadi Yesus yang diuraikan dalam bab pertama Injil.
Itu memiliki kedalaman wawasan ke puncak misteri mungkin dari refleksi dan meditasi selama bertahun-tahun.
Ada sebuah cerita bahwa ketika St. Yohanes sudah tua, dia diminta untuk berkhotbah kepada sekelompok orang percaya.
Pesannya singkat namun luhur: Anak-anak terkasih, kasihilah satu sama lain. Belajarlah untuk saling mengasihi seperti Tuhan mengasihi kamu.
Itu juga merupakan tema sentral dalam Injil Yohanes, dan itu dapat ditemukan dalam perikop seperti Yohanes 3:16-17; 13:34-35; 15:17.
Ini adalah tema yang mendalam dan mengasihi satu sama lain seperti Yesus telah mengasihi kita adalah spiritualitas dan misteri yang perlu terus direfleksikan dan direnungkan di dalam hati kita.
Seperti St. Yohanes semoga Tuhan juga memperdalam dan mencerahkan kita dalam kasih-Nya kepada kita sehingga pada gilirannya kita akan saling mengasihi seperti Yesus yang telah mengasihi kita.
Doa Penutup
Ya Allah, Engkau yang telah mengungkapkan rahasia Sabda-Mu kepada kami lewat Rasul Santo Yohanes, kami mohon semoga kami dapat mengerti dengan baik apa yang dia telah katakan kepada kami dengan mengagumkan.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah Bacaan dan Renungan Harian Katolik Selasa 27 Desember 2022.