Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022
Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022 Hari Biasa Warna Liturgi Hijau.
Bacaan Pertama: Yer. 31:1-7
Mazmur Tanggapan: Yer. 31:10,11-12ab,13;
Bait Pengantar Injil: Luk 7:16
Bacaan Injil: Mat. 15:21-28
{tocify} $title={Daftar isi Bacaan}Bacaan Pertama: Yer. 31:1-7
Tuhan bersabda, "Aku akan menjadi Allah segenap kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku. Mereka mendapat kasih karunia di padang gurun yaitu bangsa yang terluput dari pedang.
Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya; dan dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya, 'Aku mengasihi engkau dengan kasih yang abadi, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.
Aku akan membangun engkau kembali sehingga engkau pulih, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu lagi dengan rebana, dan akan tampil dalam tarian sukaria. Engkau akan membuat kebun anggur lagi di gunung-gunung Samaria; dan orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula.
Sungguh, akan datang harinya para penjaga akan berseru di Gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, menghadap Tuhan, Allah kita! Sebab beginilah sabda Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita,
bersukarialah atas pemimpin para bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel."
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Yer. 31:10,11-12ab,13;
Ref. Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanannya.
- Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan menghimpunnya kembali.
- Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
- Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.
Bait Pengantar Injil: Luk 7:16
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
Bacaan Injil: Mat. 15:21-28
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.”
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.”
Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022
Bagaimana kita mendefinisikan iman kita kepada Yesus? Itu adalah saat kita tidak menyerah pada apa yang kita inginkan dari Yesus. Kami terus mendesak-Nya sampai Dia menyerah pada doa kami untuk-Nya.
Wanita Kanaan memiliki iman seperti ini, dia tidak pernah menyerah pada permintaan doanya kepada Yesus untuk menyembuhkan putrinya yang disiksa oleh setan. Ada banyak rintangan yang menghadangnya, terutama karena dia bukan seorang Yahudi, tetapi itu tidak masalah baginya. Dia bertahan dan dia bahkan berdebat dengan Yesus sampai dia lulus ujian Yesus atas imannya. Setelah itu putrinya disembuhkan oleh Yesus.
Injil ini berhubungan dengan perjalanan iman kita sendiri dengan Yesus juga. Siapapun dari kita bisa menjadi wanita Kanaan yang mendesak Yesus tanpa akhir sampai dia mendapatkan kesembuhan yang dia inginkan untuk putrinya.
Namun, tidak seperti wanita dari Kanaan yang bertahan sampai akhir, kita mungkin tidak memiliki keinginan untuk mendesak Yesus. Kita mungkin sudah berhenti dan berkata kepada diri kita sendiri, “Saya menyerah pada doa saya untuk Yesus karena Dia tampaknya tuli.” Yang tidak kita ketahui adalah penundaan itu hanyalah bagian dari ujian iman kita.
Setiap cobaan yang kita lalui adalah ujian iman kita sendiri. Misalnya pandemi covid-19 yang membuat hidup jadi sulit bagi kita ini hanyalah ujian iman bagi kita. Oleh karena itu marilah kita tidak menyerah dan marilah kita terus berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan kita karena pada akhirnya kita akan mengatasi ini dengan pertolongan Tuhan.
Demikianlah Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022.