Renungan Harian Katolik Senin 11 Juli 2022
Renungan Harian Katolik Senin 11 Juli 2022 Peringatan Wajib St. Benediktus Warna Liturgi Putih.
Bacaan Pertama: Yes. 1:11-17
Mazmur Tanggapan: Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23
Bait Pengantar Injil: Mat 5:10
Bacaan Injil: Mat. 10:34:11:1
{tocify} $title={Daftar isi Bacaan}Bacaan Pertama: Yes. 1:11-17
Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku.
Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.
Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
- Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
- Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
- Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Bait Pengantar Injil: Mat 5:10
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
Bacaan Injil: Mat. 10:34:11:1
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku.
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar.
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 11 Juli 2022
Yesus Kristus disebut “Raja Damai” dan kebenaran Injil harus senantiasa disampaikan dalam kasih. Namun kedatangan Yesus Kristus memberikan pemisah antara orang percaya dan orang berdosa. Hal ini tentu saja memberi konsekwesi akan adanya perpecahan dan pertentangan antara orang percaya dan orang berdosa.
Perpecahan, penganiayaan dan berbagai perlawanan akan menjadi tantangan bagi para orang-orang percaya yang menyatakan kabar sukacita injil. Demikianlah pernyataan Yesus yang menyatakan diriNya dengan membawa pedang (lih. Mat 10:34).
Baik dan buruk adalah relaitas utama dalam setiap segmen kehidupan di dunia ini. Orang baik akan ditindas oleh orang-orang berdosa ketika mereka mewartakan kebenaran. Yesus hadir didunia hingga saat ini sebagai pemisah antara kedua kenyataan itu.
Konsekwensi mengikut Yesus inilah yang bisa membuat perpecahan baik di dalam keluarga dan juga relasi dengan sesama. Setiap orang diminta untuk membuat keputusan dan pilihan, kita harus memilih siapa.
Ketika kita memilih Yesus maka pada saat bersamaan kita langsung berlawanan dan menjadi musuh mereka yang tidak memilih Tuhan. Inilah yang menimbulkan perpecahan.
Resiko seorang murid Yesus adalah memanggul salib, kehilangan nyawa, dan mati bersama Dia! Menjadi orang Katolik tidak pernah berarti lantas nyaman-nyaman saja tanpa kesulitan. Justru sebaliknya, kesulitan selalu saja ada dan kita tanggung. Itulah yang membuat kita kian serupa dengan Kristus.
Yesus menjelaskan dengan contoh didalam keluarga dalam menjelakskan pentingnya totalitas mengikuti Dia. Yesus menghendaki agar diriNya menjadi yang terutama di atas segalanya.
Ketika seseorang mengasihi keluarganya lebih daripada mengasihi Yesus, sebenarnya mereka tidak layak untuk Yesus. Karena mengikut Yesus dibutuhkan tekad dan komitmen untuk hidup secara total bagiNya.
Para pengikut Yesus akan mendapat cercaan, makian, bahkan sampai korban harta benda dan nyawa. Hal ini dilakukan oleh orang-orang berdosa yang memiliki ketakuatan bila kebenaran terungkap.
Terkadang, keputusan dan tindakan untuk beriman kepada Yesus akan menimbulkan gejolak dan perpecahan baik dalam keluarga dan dalam masyarakat. Maka, orang-orang percaya kepada Kristus menjadi target kebencian dari mereka yang menolak Yesus, termasuk keluarga sendiri.
Pesan Yesus tersebut pun langsung dicontohkanNya. “Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.” (Mat 11:1) Yesus tidak takut untuk memberitakan kebenaran meski Dia tahu konsekwensi yang harus Dia pikul.
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiku”. (Mat 10:38). Memanggul salib itu sama dengan menerima resiko yang sangat berat baik secara fisik maupun psikis.
Salib bagi orang Yahudi adalah tanda kehinaan, Penghukuman, kutukan dan itu berarti penderitaan yang amat sangat. Dan Yesus telah melakukan semuanya itu!
Mengikut Yesus bukanlah hal yang mudah dan yang selalu identik dengan kesenangan dan kegembiraan. Mengikut Yesus sangatlah beresiko namun itulah yang yang harus kita jalani. Menjalaninya dengan penuh syukur dalam kepastian “Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Matius 10:22).
Demikianlah Renungan Harian Katolik Senin 11 Juli 2022.